Rabu, 16 Desember 2009

yang terbaik bagimu

Teringat masa kecilku
Kaupeluk dan kaumanja
Indahnya saat itu
Buatku melambung
Di sisi mu terngiang
Hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu

Memang kadang kita baru sadar, bahwa apa yang telah dilakukan orang tua kita membesarkan kita sampai sekarang ini, baru bisa kita mengerti justru pada saat kita mulai juga memikul tanggung jawab membesarkan seorang anak. Bahwa apa yang dilakukan seorang tua pada anaknya, pastilah sesuatu yang diinginkan terbaik, walaupun dengan macam ragam ‘bahasa’ yang mungkin berbeda.

Kau ingin ku menjadi
Yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu
Jauhkan godaan
Yang mungkin kulakukan
Dalam waktuku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku
Terbelenggu jatuh dan terinjak

Rasa sayang –terutama kepada orang tua-, memang tidak mudah diungkap. Apalagi ketika kita merasa beranjak dewasa, dan merasa bahwa jalan yang kita tempuh sedikit beda dengan yang diharapkan orang tua. Suatu saat pada suatu keadaan mungkin saja kita merasa sebaiknya berkata tidak pada mereka, tapi mampukah kita agar hal itu jangan sampai melunturkan sedikit pun rasa sayang itu?

Tuhan tolonglah, sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku trus berjanji takkan khianati pintanya
Ayah dengarlah, betapa sesungguhnya kumencintaimu
Kan kubuktikan kumampu penuhi maumu

Kadang kita ingin waktu kembali, merajut kembali sesuatu yang pernah kita lakukan yang membuat kecewa orang tua kita dulu. Untuk mencoba perbaiki, dan rasa itu seperti perasaan memiliki hutang yag terbayar. Walaupun orang tua kita tidak pernah menganggap apa yang diberikan mereka kepada kita sebagai utang. Seperti juga sebaiknya yang kita lakukan terhadap anak-anak kita.

Andaikan detik itu
Kan bergulir kembali
Kurindukan suasana, basuh jiwaku
Membahagiakan aku,
Yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala, sesuatu yang pernah terlewati…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar